Saturday, December 26, 2015

Aku Ingin Seperti Mereka

Namaku Gentar. Aku seorang yatim piatu. Aku tinggal sebatang kara di sebuah tempat yang tak asing kalian dengar. Ya di bawah kolong jembatan. Ini adalah kisah hidupku yang termotivasi dari segala perjuangan hidupku. Mentari bersinar cerah. Ya.. Pagi itu ku bangun tepat jam 05.00 pagi. Seperti biasanya aku tidak pernah bangun terlambat, karena aku adalah anak mandiri dan selalu termotivasi oleh waktu.
Pukul 05.30 aku siap untuk berkeliling lagi menyusuri lorong-lorong dan jalan raya yang begitu panjang untuk menjual kue pisang yang ku buat sendiri. Setiap pagi aku mengunjungi rumah atau tempat yang biasanya membeli kueku. Tak peduli dengan teriknya matahari yang telak menusuk ubun-ubunku, aku terus berjalan demi mendapatkan sepiring nasi. Entah mengapa ketika ku temukan segala kesulitan hidup, aku selalu tersenyum dan tertawa.
Suatu hari seperti biasanya aku menyusuri kembali jalan raya dan lorong-lorong dengan penuh harapan yang menggelora. Tibalah aku di sebuah tempat yang yah.. mungkin bagi kalian itu adalah tempat yang sering kalian kunjungi tiap hari. Ya. Itu adalah sebuah sekolah, tepatnya SMA KARYA BUMI. Salah satu sekolah yang elit dan bermutu di kotaku. Aku selalu berdiri di depan gerbang sekolah itu untuk menunggu jam istirahat para murid. Waktu terus berjalan dan lumayanlah, kueku semua laku terjual.
Tidak sadar bahwa setiap hari aku selalu mengunjungi sekolah itu. Dan entah kenapa ketika aku melihat anak-anak seumuran denganku, aku selalu, merasa iri dengan mereka. Aku dan mereka adalah sama-sama anak negeri ini, memiliki postur tubuh yang sama, memiliki keinginan yang sama dan memiliki potensi yang sama, akan tetapi mengapa mereka mendapatkan hal yang tidak seimbang dengan keadaanku? Apakah aku juga tidak berhak untuk menjadi seperti mereka?
Dan ketika ku berdiri di depan pintu gerbang sekolah itu. Aku menatap anak-anak itu, dan berdoa dalam hati, “Tuhan, aku ingin seperti mereka.” Ya. Itulah doaku.
Sekian

Cerpen Karangan: Mian Surya

Thursday, December 24, 2015

CINTA PUNYA CABANG DAN RANTINGNYA SENDIRI


CINTA PUNYA CABANG DAN RANTINGNYA SENDIRI

Berantakan semua rencana yang selama ini tertata rapi, awalnya Pak Ari merasa semua baik-baik saja. Pertemuan Pak Ari dengan Ani dalam sebuah komunitas. Pak Ari bertemu dengan seorang gadis sederhana, tetapi Pak Ari belum mengenal betul siapa gadis itu. Tetapi hubungan komunikasi Pak Ari dengan gadis yang bernama Ani  terbilang rutin. Dimana ketika ada agenda kegiatan dalam komunitas maka Ani selalu mengabari Pak Ari, maklum Ani adalah orang lama dalam komunitas tersebut. Entah dari mana hubungan mereka mulai dekat seiring komunikasi yang rutin.

       Waktu terus berlalu dan mereka tak lagi membahas agenda kegiatan, komunikasi mereka lebih ke masalah pribadi dan hal-hal yang lucu. Saling memperhatikan kabar dan kegiatan masing-masing menjadi kebiaasaan mereka. Pak Ari pun mulai penasaran dengan sikap Ani. Setiap bahan candaan Pak Ari selalu ditanggapi dengan hal sama. Pak Ari mulai memberanikan diri membahas tentang perasaan, dan seperti biasa Ani pun menanggapi dengan hal yang sama. Beberapa bulan mereka lalui dengan saling memperhatikan dan mencari satu sama lain ketika tak ada kabar dan akhirnya mereka berdua benar-benar ditikam rasa sayang

Berselang beberapa tahun masalah pun mulai bermunculan. Ketika Pak Ari sering mengadakan kegiatan kantor dengan rekan kerjanya yang kebetulan seorang perempuan yang seumuran dengan Pak Ari, seiring rutinitas pertemuan mereka akhirnya mereka akrab dan sering cerita tentang pribadi mereka. Cindy adalah panggilan akrab Pak Ari kepada rekan kerjanya itu juga mulai nyaman dengan Pak Ari dan selang beberapa waktu cindy menceritakan pasangannya kepada Pak Ari karena Cindy merasa ada yang aneh dengan sikap pasangannya tersebut. Waktu demi waktu cindy pun mulai simpati dengan sifat Pak Ari ketika memberi masukan dan nasehat dalam hubungan Cindy dengan pasangannya. Tapi bukannya membaik. Cindy malah balik merasakan sayang kepada Pak Ari yang sudah sudah memiliki pujaan hati. Diakhir kegiatan kantor cindy menyatakan perasaanya kepada Pak Ari.

Cindy              : Pak Ari aku mau nanya, aku suka dengan seseorang,
Pak Ari           : trus???
Cindy              : Bagaimana cara memberitahukan dia?
Pak Ari           : Kasi tau aja langsung...
Cindy              : Aku takut dia tak dengar
Pak Ari           : Teriak kalo tidak dengar... (sambil tertaw mengejek), kalo boleh tau siapa                                             orangnya???
Cindy              : kamu...!!!
Pak Ari           : Apa kamu sudah pikir baik-baik perkataanmu tadi??
Cindy             : (Diam sejenak), ‘aku tidak tahu kenapa bisa seperti ini”.
Pak Ari           : Coba kamu pikir aku ini sudah ada yang punya, begitupun dengan                                                       kamu!
Cindy              : Aku tak memaksa, aku hanya tak bisa memendamnya.

Tetapi kejadian ini tidak menjadi akhir dari cerita ini, masih ada tugas kantor yang belum selesai yang berujung pada pertemuan mereka kembali, dan tanpa Pak Ari sadari perasaannya sudah mulai berubah lunak kepada Cindy yang selalu memberikan perhatian padanya. Tapi bukan berarti Pak Ari bisa dengan mudah berpindah hati. Pak Ari sempat cerita dengan Cindy untuk kembali memperhatikan pasangannya yang selalu dia abaikan, Cindy sadar akan hal itu dan akhirnya rujuk dengan pasangannya, perlahan perasaan Pak Ari pun menghilang, dan hanya menjadi kenangan lucu dengan Cindy. Lima tahun berlalu Pak Ari sudah terbiasa dengan masalah yang pernah ia lalui dan semakin dengan dengan Ani, dan  sekali waktu yang tidak terduga masalah datang kedua kalinya dengan cerita yang berbeda, Pak Ari dipertemukan oleh seseoarang yang pernah hidup dalam hatinya....


Monday, February 9, 2015

PERASAAN YANG TAK KUPAHAMI

PERASAAN YANG TAK KUPAHAMI
Bercerita tentang hidup, banyak hal yang menimbulkan pertanyaan. kebanyakan hanya menghabiskan umurnya dengan senang-senang semau maunya. Yah saya akui saya juga dulunya seperti itu, hanya saja banyak hal yang sudah saya jalani, dan saya rasa menjalani hidup dengan cara berbuat semaunya itu adalah hal yang lebih banyak ruginya.
Cerita ini berawal dari kebiaasaanku yang selalu mengamati tingkah laku orang orang disekitar saya. Banyak teman-teman saya yang suka curhat tentang masalah pribadinya dan meminta pendapat dari saya. Ada yang mengalami masalah dengan orang tuanya, ada tentang sahabatnya, dan ada tentang pacarnya. Tapi saya paling sering mendengarkan curhatan tentang masalah asmara.
Saya selalu bingung dengan perilaku teman-teman saya, kenapa mereka senang dengan saran yang selalu saya berikan. Mereka selalu mengatakan “kamu itu sudah dewasa” padahal kalau saya pikir-pikir saya juga memiliki banyak masalah yang tidak mampu saya pecahkan. Bedanya saya tidak suka curhat, saya paling suka memendam beban saya sendiri tanpa harus teman-teman saya tahu. Karena saya pikir untuk apa mereka tahu.
Sri adalah teman saya yang paling sering curhat tentang perasaannya kepada sang pacar. Katanya “to, berhubung kamu itu laki-laki saya mau bertanya kenapa semua laki-laki paling senang mempermainkan hati perempuan?” dan saya jawab “yang harus kamu tahu jangan hanya karena beberapa laki-laki yang membuat kamu sakit, kamu beranggapan semua laki-laki itu senang mainin perempuan. Hanya saja nasibmu yang selalu berhubungan dengan lelaki yang seperti itu”. Kataku sambil mengejek
Dengan wajah menahan marah Sri mejawab “iyyah tapi buktinya sudah banyak!!!” jawabku “saya pernah mendengar kalau laki-laki itu selalu mau tetapi tidak selamnya sanggup dan perempuan itu tidak selalu mau tapi dia selalu sanggup”. Jadi yang selalu menjadi korban dalam hal asmara adalah perempuan. “iyya juga yah” kata Sri dengan wajah mulai menerima penjelasanku.
Menjalani hubungan cukup sewajarnya saja. Tidak cuek dan tidak terlalu perhatian, bayangkan ketika ada seorang cowok mengatakan “Sri aku cinta sama kamu” dan kamu juga mengatakan “iyyah aku juga cinta sama kamu”. Kira-kira kamu mau apalagi? Mau pegang tangan, atau mau pelukan? Eitz itu dosa. Realitanya, adakah orang tua yang rela melihat anak gadisnya dipeluk atau pegangan tangan dengan lelaki yang tidak dia kenal?
Kamu juga harus tahu, cinta, sayang, suka, kagum. Itu semua maknanya beda. Sri hanya terdiam karena sudah tidak bisa lagi membantah kata kataku, tetapi terlihat raut wajahnya kalau dia merasa tidak merelakan hal itu. Aku kembali memberikan sebuah pertanyaan, “kira-kira apa yang membedakan antara teman dekat dengan pacar?” jawab Sri dengan nada rendah “yah kalo teman dekat kan hanya dekat kalo pacar bisa lebih terbuka dan bebas ngapa ngapain” jawabku dengan tegas “jangan kamu anggap pacaran sama halnya dengan suami istri” pacar itu singkatannya pasangan cerita.
Jadi kalau dipikir untuk apa pacaran kalau hanya menginginkan sesorang yang bisa memahami dan mengerti keadaan kita?. Apa gunanya teman dan sahabat yang selalu ada untuk kita? Tapi entah kenapa saya juga masih pacaran? Itulah hidup yang tak kupahami.


Cerpen karangan : Otto Sukarna

KUTEMUKAN SEMANGAT ITU

KUTEMUKAN SEMANGAT ITU
Aku tertunduk meratapi nasibku yang tak pernah sama dengan teman sebayaku. Mereka dengan mudah memiliki apa yang mereka mau, sedangkan aku tak selalu mendapat yang aku inginkan. Sekalipun aku mendapat yang aku inginkan, itupun  dengan pengorbanan yang kurasa tidak sebanding. Hal yang mereka anggap biasa sedangkan aku merasa itu hal yang luar biasa. Aku selalu mencari apa yang salah sehingga aku seperti ini???. Dan ketika kutemukan, ternyata itu semakin membuat aku semakin terpuruk.
Aku selalu menuntut kesamaan dalam segala hal. Aku ingin apa mereka miliki aku pun memiliki hal yang sama. Aku selalu memimpikan harta yang melimpah, teman yang banyak, kekasih yang baik hati. Yah aku meggilai segala apa yang mereka miliki, aku selalu sibuk memperhatikan mereka dan menuntut Tuhan, “kenapa aku dilahirkan dengan lingkungan yang seperti ini” mengapa hanya hidupku yang dirundung kesulitan seperti ini? Jangankan belanja, makan pun aku tak tahu apakah hari esok aku masuh mampu makan.
Aku hidup terombang ambing dan terlunta lunta dipinggiran kota Makassar, rumah yang tidak ada, kost-kost pun tidak punya. Aku hidup berpindah pindah dari teman ke teman lainnya. Bahkan untuk persoalan makan pun aku kadang mengharap dari pemberian teman-temanku, bagiku satu bungkus indomie sudah cukup untuk melewati hidup sehari.
Suatu waktu aku berkunjung ke rumah keluarga di sekitar kota makassar. Betapa hatiku terketuk melihat kehidupan kota yang begitu kejam, anak jalanan yang tak jelas masa depannya, para pengemis dipinggiran jalan membawa anaknya yang masih balita, pengemis yang sudah tidak memiliki fisik yang utuh, betapa kejamnya kehidupan kota. Ternyata dibanding mereka yang hidup dijalanan nasibku masih lebih baik.
Aku baru menyadari ternyata betapa beruntungnya aku yang memiliki banyak teman yang selalu mendukungku, aku memiliki keluarga yang pintu rumahnya selalu terbuka kapanpun untukku, dimana keluarga sering dikatakan Benteng Terakhir Dari Kejamnya Dunia Luar, dan teman yang selalu siap membantu ketika saya dalam masalah di luar sana.
Kini kusadari ternyata hidupku hanya sibuk mengeluh dan mengeluh, menyalahkan takdir dan nasib dan menuntut terus tanpa ada usaha untuk merubahnya, kini kusadari semua itu keliru, aku harus memulai mengejar ketertinggalan masa depan yang harus aku tata baik-baik akibat kekeliruanku dihari kemarin itu.
Akhirnya aku temukan jawaban dari pertanyaan yang selalu menjadi beban di dalam hati, buat apa banyak mengeluh dan menuntut? Penyesalan hanya akan membawa luka, dendam hanya membuat kita menghukum diri sendiri. Ada banyak teman yang selalu siap membantu ketika kita dalam masalah di luar sana, dan ada keluarga yang selalu bersedia menjadi benteng terakhir kita dari kejamnya dunia di luar sana. Hanya dengan usaha dan kerja keras kita bisa mengejar mereka, menemukan cahaya bahagia bukan dari apa yang kita miliki tetapi sejauh mana kita mampu mensyukuri segalanya, maka disitulah tempat cahaya ketenangan hati berada.